Kamis, 25 Juli 2019

QUIZ GENETIKA 1






Sabtu, 20 Juli 2019

Transformasi pada Bakteri




Tidak semua bakteri dapat melakukan transformasi. Bakteri yang dapat melakukan transformasi disebut bakteri kompeten. Bakteri kompeten memiliki protein permukaan yang dapat mengikat DNA donor (Exogeneous DNA). Disamping itu, untuk mendukung proses transformasi, DNA donor tersebut harus double strand. Adapun proses yang terjadi pada transformasi diawali dengan pengikatan DNA donor oleh protein permukaan sel bakteri (DNA reseptorprotein). Bersama dengan DNA translokase, DNA reseptor protein membuat channel sehingga double strand DNA donor dapat memasuki sel. Single strand DNA donor didegradasi oleh deoxyribonuclease. Sementara single strand yang tersisa distabilkan oleh protein single strand DNA-binding dan protein rekombinasi. Single strand ini kemudian berintegrasi dengan kromosom sel resipien membentuk DNA heteroduplex dengan allel yang berbeda di dua strand.



sumber video: https://youtu.be/ufhoHKypC3o

Percobaan Griffith danTransformasi Materi Genetik pada Bakteri



Percobaan Griffith membuktikan adanya materi genetik pada bakteri. Adapun bakteri yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pneumococcus, bakteri penyebab Pneumonia. Koloni bakteri ini memiliki permukaan halus (smooth) yang dipengaruhi oleh adanya kapsul yang menyelubungi. Kapsul tersebut tersusun atas polisakarida dan mampu melindungi sel dari kehancuran (kerusakan) akibat sel darah putih, sehingga sel bakteri bersifat virulent. Bakteri Pneumococcus berkapsul terdiri atas tiga tipe berdasarkan komposisi kapsulnya, yaitu tipe IS, tipe IIS dan tipe IIIS. Ketiga tipe bakteri Pneumococcus tersebut dapat bermutasi menjadi tidak berkapsul yang mengakibatkan tampilan permukaan koloni bakteri menjadi kasar (Rough) dan kehilangan sifat virulent menjadi avirulent. Dalam rekayasa tertentu, yaitu pemberian perlakuan panas (heated) terhadap bakteri Pneumococcus virulent dapat mengakibatkannya menjadi avirulent. Berikut ini adalah percobaan Griffith terkait pengaruh bakteri pneumococcus virulent, avirulent dan kombinasinya terhadap hewan uji.



sumber video: http://youtu.be/D8MOo1YLYWY

Apabila bakteri virulent (tipe IIIS) diinjeksikan, maka hewan uji coba mati. Sementara jika bakteri avirulent (tipe IIIS heated killed atau tipe II R) maka hewan uji dapat mempertahankan diri (hidup). Dengan demikian, kombinasi keduanya (tipe IIIS heat killed dan tipe IIR) yang bersifat avirulent diasumsikan tidak memberi dampak pada hewan uji coba. Namun, hasil percobaan memberikan fakta yang berbeda. Kombinasi bakteri avirulent tersebut mempengaruhi hewan coba (mati) dan ditemukan bakteri Pneumococcus tipe IIIS yang hidup. Hal ini dapat terjadi karena adanya kombinasi materi genetik bakteri tipe IIIS virulent kepada bakteri tipe IIR avirulent yang menyebabkan bakteri tipe IIR memiliki sifat virulent seperti bakteri tipe IIIS. Ini dikenal sebagai transformasi.